October 3, 2025

Yogyakarta, 25 Mei 2025 — Tepat 78 tahun lalu, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) resmi berdiri di Yogyakarta, menjadi tonggak sejarah gerakan mahasiswa Katolik di Indonesia. Didirikan pada 25 Mei 1947 di Gedung Widya Mandala, Kotabaru Yogyakarta, organisasi ini lahir dalam semangat kebangsaan dan iman Katolik yang kokoh, dengan St. Munadjat Danusaputro sebagai ketua pertama.

Tanggal berdirinya PMKRI tidak dipilih secara kebetulan. Atas saran Mgr. Albertus Soegijapranata, tanggal 25 Mei 1947 yang bertepatan dengan Hari Raya Pentakosta dipilih sebagai simbol turunnya Roh Kudus—sebuah penanda spiritual atas semangat perjuangan mahasiswa Katolik dalam mengisi kemerdekaan bangsa yang baru lahir.

Sebelum berdirinya PMKRI, benih-benih organisasi mahasiswa Katolik telah tumbuh dalam bentuk Katholieke Studenten Vereniging (KSV) sejak tahun 1928, dimulai dari Batavia (Jakarta) dan kemudian berkembang ke Bandung dan Surabaya. KSV inilah yang kelak menjadi cikal bakal kekuatan mahasiswa Katolik nasional.

Langkah besar terjadi pada 11 Juni 1951, ketika PMKRI Yogyakarta melakukan fusi dengan Federasi KSV dalam sebuah kongres nasional. Fusi ini melahirkan PMKRI sebagai organisasi nasional dengan empat cabang utama: Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Momen ini ditetapkan sebagai Kongres I PMKRI, sekaligus menandai konsolidasi gerakan mahasiswa Katolik Indonesia. PK Haryasudirja pun ditetapkan sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat PMKRI periode 1951–1952.

Pasca-fusi, PMKRI menetapkan Pancasila dan nilai-nilai Katolik sebagai dasar perjuangan, serta mengangkat semboyan “Religio Omnium Scientiarum Anima”—agama adalah jiwa segala ilmu pengetahuan. PMKRI juga memilih Sanctus Thomas Aquinas sebagai santo pelindung, menegaskan orientasi intelektual dan spiritual yang saling menyatu dalam gerakan kaderisasi mahasiswa Katolik.

Hingga kini, PMKRI telah berkembang menjadi organisasi mahasiswa Katolik nasional dengan puluhan cabang di berbagai kota di Indonesia, dan terus konsisten mengambil peran dalam perjuangan sosial, kemanusiaan, serta pembinaan kader muda Katolik yang militan dan berwawasan kebangsaan.

Seiring usianya yang menginjak 78 tahun, PMKRI tetap berdiri tegak sebagai wadah perjuangan mahasiswa Katolik Indonesia. Dari semangat persatuan di Yogyakarta, hingga menjangkau seluruh pelosok negeri, PMKRI menjadi bukti nyata bahwa iman dan nasionalisme dapat tumbuh dalam satu napas perjuangan: Pro Ecclesia et Patria—Demi Gereja dan Tanah Air.


Jika ingin berita ini disesuaikan untuk media tertentu (misalnya website resmi, buletin internal, atau rilis pers), saya bisa bantu mengadaptasinya. Mau dilanjutkan?

Share Informasi Terkini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © All rights reserved. | Media by nusakisa.com.
Share Informasi Terkini
Verified by MonsterInsights