
nusakisa infoirmasiCinta memang mampu membuat seseorang melakukan hal-hal di luar kebiasaan. Itulah yang dialami oleh seorang laki-laki asal Papua, yang sering dipanggil Pace. Ia rela menempuh perjalanan jauh demi bertemu dengan kekasih hatinya, seorang gadis asal Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur. Hubungan yang dibangun selama berbulan-bulan, bahkan hingga genap satu tahun, membuat Pace yakin bahwa cinta mereka nyata dan kuat.
Hari-hari mereka dipenuhi dengan telepon, video call, berbagi cerita, dan kebahagiaan. Kata-kata manis dari sang pujaan hati semakin memperkuat keyakinan Pace bahwa mereka memiliki masa depan bersama. Janji-janji indah yang diucapkan gadis itu membuatnya semakin bersemangat untuk datang menemui sang kekasih.
Dengan hati penuh harapan, Pace memutuskan untuk melakukan perjalanan dari Papua menuju Manggarai Timur. Ia memilih jalur laut, menaiki kapal yang membawanya melintasi lautan luas. Ombak besar yang menghadang tak sedikit pun menggoyahkan tekadnya. Ia telah ‘dibius’ oleh kata-kata hangat dan janji manis sang kekasih. Setiap gelombang yang menghantam kapal terasa ringan, karena pikirannya dipenuhi dengan bayangan indah pertemuan mereka.
Setelah berhari-hari di perjalanan, Pace akhirnya tiba di Pelabuhan Labuan Bajo, Flores. Tanpa membuang waktu, ia segera melanjutkan perjalanan darat menuju Borong, ibu kota Manggarai Timur. Perjalanan yang jauh dan melelahkan itu tidak ia rasakan sebagai beban, karena hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan yang membuncah.
Baca Juga : Hidup dan Arti Kebermanfaatan untuk Orang Sekitar
Ketika sampai di Borong, ia naik mobil (oto kol) menuju kampung sang kekasih. Hatinya semakin berdebar membayangkan pertemuan yang sudah lama dinantikannya. Matahari mulai condong ke barat, menandakan sore telah tiba. Dengan penuh semangat, Pace mengeluarkan ponselnya dan menelepon sang pujaan hati. Namun, yang ia dapatkan hanyalah kekecewaan—nomor pacarnya tidak aktif.
Ia mencoba mengirim pesan, tetapi tak ada balasan. Ia mencoba lagi dan lagi, namun hasilnya tetap sama. Saat itu juga, harapan dan cinta yang selama ini ia jaga runtuh seketika. Semua janji manis yang dulu membuatnya bersemangat kini berubah menjadi luka yang dalam.
Di tanah yang asing baginya, Pace berdiri terpaku, merasakan betapa pahitnya kenyataan. Ia telah menempuh perjalanan panjang, penuh pengorbanan, hanya untuk berakhir dengan kekecewaan. Cinta yang selama ini ia perjuangkan ternyata hanya ilusi, dan janji manis itu hanyalah racun yang membiusnya dalam kebahagiaan semu.
Namun, dari kisah ini, Pace belajar satu hal: cinta sejati bukan hanya tentang kata-kata manis, tetapi juga tentang kesungguhan dan kejujuran.
Artikel ini sudah menggambarkan perjalanan emosional Pace dengan penuh perasaan.